Resensi Buku Atheis

Baca juga


Resensi Buku Atheis

Judul buku : Atheis
Penulis : Achdiat K. Mahardja
Penerbit       : PT. Balai Pustaka      
Tahun terbit : 1949
Kota terbit : Jakarta
Jumlah halaman : 250
            Buku yang ditulis oleh Achdiat Karta Mihardja ini menjelaskan seseorang yang ahli dalam amalan terakat yang berubah begitu saja setelah bertemu dengan teman baru yang bebas. Pada akhirnya, ia hanya menyesali semua perbuatan itu.  Buku ini, juga menjelaskan tentang orang  yang tidak mempercayai adanya tuhan. Ia mengabaikan apa saja yang telah dilarang oleh tuhan, ia bahkan sampai lupa akan semua kewajibannya sendiri.
            Buku ini menceritakan seseorang yang menganut tarekat seperti yang diamalkan oleh kedua orang tuanya, meski hal itu hanya sebagai kompensasi dari kekecewaannya karena harus kehilangan sang kekasih. Sejak Hasan menganut ilmu mistik, ia semakin rajin untuk beribadah. Bahkan dari amalan yang sulit ia laksanakan seperti berpuasa tujuh hari tujuh malam, mandi di kali Cikapundung sampai empat puluh kali selama satu malam dari sembahyang Isya’ sampai subuh, mengunci diri di dalam selama tiga hari tiga malam, tidak makan tidak minum, tidak berbica dengan orang lain. Dengan menjalankan amalan-amalan tersebut Hasan berang-angan ingin menginsafkan orang lain dengan kebaikan dan kebenaran ilmu tarekat tersebut. Suatu hari, Hasan bertemu dengan teman kecilnya, di kantor Jawaran air. Teman kecilnya memperkenalkan ia dengan seseorang wanita yang bersamanya, Kartini. Ia menemukan sosok kekasihnya yang dulu telah meninggal, di dalam tubuh Kartini. Ia jatuh cinta pada Kartini. Hingga suatu ketika, ia pulang ke kampungnya bersama Anwar, teman barunya. Ayahnya melihat ada perubahan padanya. Ayahnya berusaha menasehati Hasan. Ia malah menentangnya dengan pemikiran teman-teman barunya. Hasan dan Kartini menikah, akan tetapi pernikahan mereka tidak membuahkan kebahagiaan. Hasan menyesali semua perbuatannya selama ini. Hasan mendengar ayahnya sedang sakit parah, ia segera pulang menjenguk ayahnya dai Bandung. Sementara itu, ada sirene berbunyi tanda bahaya di udara. Titba-tiba Hasan jatuh dan pahanya tertembus peluru dan ia mengucapkan “Allahu Akbar”
             Buku ini cocok dibaca untuk remaja dan dewasa maupun anak-anak. Bahasa yang digunakan tidaklah sulit. Jadi, mudah untuk di pahami oleh semua orang. Ukuran tulisannya juga tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Jadi, kita tidak kesusahan untuk membacanya. Namun, sampulnya kurang menarik perhatian. Jadi, banyak orang yang kurang tertarik untuk membacanya. Di dalam buku ini, tidak ada gambar ilustrasi. Jadi, banyak pembaca lebih cepat bosan untuk membacanya. Buku ini mengajarkan kita untuk harus memiliki rasa teguh dalam pendirian.



Sekian dulu untuk artikel Resensi Buku Atheis kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kalian semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Resensi Buku Atheis dengan alamat link https://inovstudy.blogspot.com/2017/11/resensi-buku-atheis.html


EmoticonEmoticon