Resensi Buku " Perawan di Sarang Penyamun"

Baca juga


Resensi Buku " Perawan di Sarang Penyamun"

Resensi Buku " Perawan di Sarang Penyamun"

 


Judul                                    : Anak Perawan di Sarang Penyamun


Pengarang                          : Sutan Takdir Alisyahbana

Tahun terbit                      : 2008

Nama penerbit                 : Dian Rakyat

Kota terbit                         : Jakarta

Jumlah halaman              : 126

Cetakan ke-                      : 20


                Buku karangan Sutan Takdir Alisyahbana ini terbit pada tahun 2008. Buku yang berjudul Anak Perawan di Sarang Penyamun ini terbit di kota Jakarta. Buku yang berjumlah 126 halaman ini menceritakan tentang sekawanan penyamun yang keji dan jahat hingga mereka mati satu per satu hingga tertinggal seorang penyamun yang akhirnya dia kembalike jalan yang benar. Buku ini juga menceritakan kisah cinta antara pemimpin penyamun dengan seorang gadis yang menjadi tawanannya.

            Pada suatu hari di tengah hutan hiduplah lima orang penyamun yang keji mereka adalah Medasing, Tusin, Samad, Sohan, dan Amat. Medasing adalah ketua dari kelompok itu. Suatu hari mereka mendapat kabar dari Samad bahwa akan ada saudagar yang kaya raya akan melintasi hutan yaitu Haji Sahak yang baru kembali dari perjalanannya ke Palembang untuk menjual 30 ekor kerbau milik tetangganya dan entu saja membawa perbekalan harta yang banyak. Sekawanan penyamun itu pun tertarik untuk menyamun harta mereka. Penyamunan itu pun berhasil dengan lancar hingga Haji Sahak pun terbunuh dan mereka membawa Sayu, anak perawan dari Haji Sahak. Paginya, Samad pun pergi ke markas untuk meminta hasil dari penyamunan kemarin akan tetapi dia terkejut melihat wanita cantik yang berada di markas para penyamun itu. Samad pun lambat laun mulai menyukai Sayu dia pun menjajikan akan membaskan Sayu  dari para penyamun itu namun, belum sampai rencana itu behasil Sayu mengetahui ada niat yang jahat dari Samad kemudian Sayu pun tidak jadi mengikuti Samad.

            Mendengar hal itu Samad pun sangat marah dia merencanakan agar para kawannya yang menyamun itu mati satu per satu hingga dia bisa mendapatkan Sayu kembali. Samad pun berhasil melakukan niatan kejinya itu dengan membeberkan rencana para penyamun kepada para saudagar yang akan dirampok alhasil para penyamun itu mendapat perlawanan yang luar biasa dari para saudagar hingga mereka mati satu per satu dan tinggalah Medasing seorang diri yang telah terkapar karena perlawanan dari para saudagar kaya namun disamping itu Sayu selalu mendampinginya dan merawatnya hingga pulih. Kemudian Medasing pun sadar akan perbuatan yang telah dilakukannya di masa lalu itu salah dia pun bertaubat dan menjadi suami Sayu. Medasing juga akhirnya berangkat ke tanah suci setelah 15 tahun dan mengganti namanya menjadi Haji Karim.

            Buku ini cukup menarik karena cerita yang disajikan cukup membuat kita terharu. Dari buku ini kita juga dapat belajar bahwa taubat akan selalu diterima bila itu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan akan diganti oleh tuhan dengan nikmat yang banyak yang harus disyukuri. Latar tempat novel ini juga cuku menarik karena mengisahkan tentang alam yang masih asri yang berbeda dari sekarang. Selain itu, kisah cinta yang terdapat pada novel ini mungkin dapat meningkatkan minat membaca pada para remaja yang mulai pudar. Hanya saja bahasa yang digunakan masih agak rumit.

            Buku ini layak dibaca karena kisahnya dapat memberikan pengajaran bahwa disetiap lubuk hati seseorang pasti mengajarkan kebaikan walaupun kita adalah seorang yang kejam. Kisah cintanya juga sangat menyentuh untuk dibaca oleh para pemuda. Oleh karena itu buku ini layak dibaca. 



Sekian dulu untuk artikel Resensi Buku " Perawan di Sarang Penyamun" kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kalian semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Resensi Buku " Perawan di Sarang Penyamun" dengan alamat link https://inovstudy.blogspot.com/2022/03/resensi-buku-perawan-di-sarang-penyamun.html


EmoticonEmoticon