Resensi Buku " Si Jamin dan Si Johan "
Resensi Buku Si Jamin dan Si Johan
Judul Buku : Si Jamin dan Si Johan
Pengarang : Merari siregar
Penerbit :
PT Balai Pustaka
Kota Terbit : Jakarta
Tahun
: 2010
Jumlah Halaman : 102
Novel
yang berjudul Si Jamin dan Si Johan
ini dikarang oleh Merari Siregar dan diterbitkan oleh PT Balai Pustaka di kota
Jakarta pada tahun 2010 dan memiliki 102 jumlah halaman. Novel ini menceritakan
tentang kehidupan kakak beradik yang tidak terurus.
Di tepi pinggiran Taman Sari,
berdiri sebuah rumah tua yang terlihat seperti rumah yang tak berpenghuni. Di
situlah tempat tinggal kakak beradik Jamin dan Johan. Waktu ibu kandung mereka
masih ada, rumahnya sangat bersih dan terawat. Mereka juga mendapat kasih-sayang. Berbeda, setelah
ibu mereka meninggal dan ayah mereka menikah dengan perempuan yang kelakuannya
Ayah mereka sebenarnya berasal dari
Ambon, karena ingin menjadi tentara akhirnya ia pergi ke Jakarta dan menikah
dengan Mina, perempuan yang sholihah. Mereka dikaruniai dua anak, Jamin dan
Johan. Setelah beberapa tahun, ayahnya kembali menjadi pemabuk. Kerap kali Mina
menasihatinya namun tak pernah ia hiraukan. Sejak saat itu Mina mulai sakit
sakitan dan kemudian meninggal. Jamin yang berusia 9 tahun dan Johan yang
berusia 7 tahun sudah menjadi anak piatu.
Selang beberapa hari ayahnya menikah
lagi dengan Inem, perempuan yang buruk kelakuannya. Jamin dan Johan tak lagi
terurus. Ayahnya sudah menjadi pengangguran, karena itu Inem menjual semua isi rumahnya dan menyuruh
Jamin dan Johan mengemis di jalanan.
Suatu hari, Jamin mengemis hingga
larut malam tapi tak kunjung ia mendapatkan uang, sehingga pada tengah malam ia
pingsan di depan teras took obat Kong Sui. Keesokan harinya, Kong Sui menemukan
seorang anak yang pingsan, lalu ia membawanya ke dalam dan memberinya
makanan,uang,dan pakaian yang layak. Jamin mengucapkan banyak terima kasih
kepada Kong Sui. Inem melihat pakaian baru yang dikenakan Jamin, ia langsung
menjual baju yang dikenakan Jamin tersebut, lalu Inem menemukan cincin di
kantong celana Jamin. Ia lantas menyimpannya. Jamin bingung bagaiman cara
mendapatkan cincin itu kembali untuk dikembalikan ke Nyonya Fi istri Kong Sui.
Keesokan harinya, saat Jamin mengemis di
jalan, Johan menemuinya. Ternyata Johan berhasil mendapatkan cincin Nyonya Fi,
lalu mereka berdua mengembalikan cincin itu. Saat hendak menyebrang jalan,
Jamin tertabrak truk. Kemudian orang-orang membawa Jamin ke rumah sakit. Johan
yang bingung akhirnya pergi ke rumah Nyonya Fi. Disana ia menceritakan apa yang
telah terjadi kepada Nyonya Fi. Lalu Johan dan Nyonya Fi langsung pergi ke
rumah sakit. Setelah beberapa hari dirawat Jamin akhirnya meninggal. Johan yang
saat itu masih kecil diangkat oleh Kong Sui dan Nyonya Fi, ia dibesarkan dengan
penuh kasih sayang.
Kelebihan dari buku ini adalah
sampul buku yang menarik jadi pembaca merasa tertarik untuk membacanya. Kalimat
dalam buku ini mudah dimengerti. Kekurangan dari buku ini adalah tidak adanya
gambar di buku ini, jadi pembaca merasa mudah bosan untuk membaca.
Buku ini cocok untuk dibaca oleh remaja
atau anak-anak karena buku ini menceritakan seorang kakak yang sayang kepada
adiknya. Meskipun masih kecil ia harus pergi mencari uang.
Anda sekarang membaca artikel Resensi Buku " Si Jamin dan Si Johan " dengan alamat link https://inovstudy.blogspot.com/2022/03/resensi-buku-si-jamin-dan-si-johan.html
EmoticonEmoticon