Resensi Buku Sutan Sjahrir

Baca juga


Resensi Buku Sutan Sjahrir




Judul                            : Sutan Sjahrir
Nama Pengarang        : Lukman Santoso Az.
Tahun terbit                : 2014
Nama Penerbit            : Pala
Kota terbit                   : Jogjakarta
Jumlah halaman         : 278

             Buku yang ditulis oleh Lukman Santoso Az. iini berisi ulasan detail tentang biografi, riwayat pendidikan, aktivitas politik, hingga Sjahrir menjabat menjadi perdana menteri. Buku ini juga menelisik penyebab Sjahrir dibuang oleh bangsanya sendiri dengan tuduhan yang sangat dibuat-buat.
            Nama Sutan Sjahrir memang terdengar sedikit asing karena tidak banyak ditulis dalam buku sejarah, hanya sebagai perdana menteri pertama dan aktor perundingan Linggarjati. Akan tetapi, jika dikupas lebih dalam, Sjahrir merupakan sosok yang berperan besar bagi demokrasi Indonesia. Sjahrir yang memiliki panggilan akrab Bung Kecil ini lahir pada 5 Maret 1909 di Padang Panjang, Sumatra Barat dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Ayahnya bernama Mohammad Rasyad dan ibunya bernama Poetri Siti Rabi’ah. Saat berusia empat tahun, Sjahrir harus pindah dari Minangkabau ke Jambi lalu ke Medan karena  pekerjaan ayahnya. Di Medan, Sjahrir memulai pendidikannya.
Sjahrir dikenal sebagai anak lelaki terpintar di keluarganya. Ia hanya lemah dalam urusan menulis indah. Di usia 6 tahun, ia masuk Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar Eropa. Sjahrir mengaji di sore harinya. Kemudian, ia melanjutkan SMP di Meer Uit Gebreid Lager Onderwijis (MULO) terbaik di Medan. Setamatnya dari MULO, Sjahrir juga mematangkan pendidikan di Universitas Amsterdam, Leiden, Belanda, dengan mengambil studi jurusan hukum. Pada 1936, Sjahrir menikah dengan Maria Duchateau. Mereka resmi berpisah pada tahun 1947 di New Delhi. Tahun 1951, Sjahrir menikah dengan Siti Wahjunah atau Poppy dan dikaruniai dua orang anak. Mereka juga mempunyai tiga anak angkat.
            Setelah mengorbankan segalanya demi kemerdekaan bangsa, Sjahrir justru diasingkan dan dipenjara tanpa diadili dengan tuduhan berkomplot untuk melakukan pemberontakan. Sjahrir menderita darah tinggi, ia bahkan sudah dua kali terserang stroke dan komplikasi cukup parah. Pada bulan April 1966, ia menghembuskan napas terakhirnya. Satu hal yang selalu diyakini Sjahrir dalam politik pergerakan adalah pentingnya pendidikan kader. Sjahrir menegaskan tidak perlu  memiliki anggota melimpah. Ia lebih memilih kualitas dari pada kuantitas. Jumlah boleh sedikit, tetapi militan, memahami teori perjuangan, serta menguasai situasi dan kondisi. Itulah yang diharapkan Sjahrir.
            Buku ini layak dibaca karena sangat menginspirasi. Dengan membaca buku ini, pembaca bisa lebih mengenal sosok Sutan Sjahrir. Sampul buku ini sangat menarik, sehingga bisa menambah minat pembaca.


Sekian dulu untuk artikel Resensi Buku Sutan Sjahrir kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk kalian semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Resensi Buku Sutan Sjahrir dengan alamat link https://inovstudy.blogspot.com/2017/12/resensi-buku-sutan-sjahrir.html


EmoticonEmoticon